
Netflix melangsungkan kerja-sama dengan Microsoft untuk tawarkan paket abonemen content streaming dengan iklan. Kerjasama di antara perusahaan streaming dengan perseroan tehnologi ini dipandang akan memberikan keuntungan kedua pihak.
Chief Operating Officer (COO) Netflix, Greg Peters, mengatakan perusahaan pada April sudah mengenalkan paket abonemen baru yang disokong iklan pada harga lebih dapat dijangkau. Menurut dia, paket itu jadi pilihan selainnya paket dasar, standard, dan premium bebas iklan yang sudah ada.
“Kami dengan suka hati umumkan jika kami sudah pilih Microsoft sebagai tehnologi advertensi global dan partner pemasaran kami,” kata Greg, yang Chief Product Officer Netflix, dalam info sah, diambil Jumat (15/7).
Dalam iritnya, Microsoft bisa dibuktikan mempunyai kekuatan untuk memberikan dukungan seluruh keperluan advertensi perusahaan.
President Situs Experiences Microsoft, Mikhail Parakhin, menyongsong baik kerjasama dengan Netflix. Menurut dia, perseroan tawarkan nilai lebih ke ekosistem advertiser dan partner. Di saat sama, Microsoft menolong Netflix sediakan lebih beberapa pilihan ke pelanggaan.
“Ini ialah hari besar untuk Netflix dan Microsoft. Kami suka dikukuhkan sebagai partner tehnologi dan pemasaran Netflix untuk menolong memberikan dukungan penawaran berlangganan pertama kali yang disokong iklan.,” tutur Mikhail dalam pengakuan sah secara terpisah.
Kerjasama
Walau kerja-sama ini masih juga dalam tahapan awalnya, tetapi Microsoft sediakan service untuk pemasar yang memerlukan akses ke pemirsa Netflix.
Semua iklan yang disiarkan di Netflix, ucapnya, akan ada secara terbatas di basis Microsoft.
Sementara,Greg Peters menjelaskan Microsoft tawarkan elastisitas untuk bereksperimen disebelah tehnologi atau pemasaran, dan pelindungan privacy pemakai.
“Arah periode panjang kami terang: lebih beberapa pilihan untuk customer dan pengalaman merk TV premium yang lebih bagus dibanding linier untuk advertiser,” katanya.
Netflix memanglah belum memberi argumen kenapa pilih Microsoft sebagai partner marketingnya. Tetapi, cara perusahaan streaming itu dipandang logis.
Masalahnya Microsoft tidak menjalankan service streaming secara berdikari, benar-benar kontras dengan, misalkan, Google, sebagai pemilik Youtube. “Netflix cemas mengenai perselisihan yang mempunyai potensi mereka temui dengan partner khusus yang lain,” kata Matt Spiegel, eksekutif media dan selingan terpenting TransUnion, seperti dikutip dari Fortune.com.
Diambil dari Reuters, Microsoft diprediksikan mampu perkuat pemasaran iklan Netflix. Perusahaan ini mempunyai performa pemasaran iklan yang bagus. Faktanya, raksasa piranti lunak itu mampu raih US$10 miliar atau Rp150 triliun penghasilan iklan dari Bing dan LinkedIn.
Di lain sisi, taktik Netflix itu peluang diambil karena perusahaan tertekan beberapa permasalahan. Pertama, basis streaming terkenal itu barusan ditinggalkan 200 ribu konsumen setianya sesudah lebih dari dua dasawarsa. Ke-2 , sahamnya sudah terevisi 70 % selama setahun.
Netflix tergabung dengan beberapa kompetitornya dalam tawarkan service yang disokong iklan, seperti Hilir Walt Disney Co (DIS.N), Peacock NBCUniversal, dan HBO Max Warner Brothers Discovery. Disney merencanakan untuk mengenalkan versus Disney+ dengan iklan.