
Sesudah sempat trending dengan filter Crying Lens atau sadface beberapa lalu, Snapchat coba mengeluarkan lensa baru Shook untuk mengulang-ulang suksesnya.
Lensa menangis membuat muka seorang seperti terlihat menangis, dan filter Shook Lens membuat muka seorang seperti terlihat megar dengan mulut yang menyeringai.
Untuk memakai filter Shook dengan Snapchat, pemakai bisa lakukan hal ini:
Membuka program Snapchat
Pencet tombol muka tersenyum di samping kanan tombol camera untuk buka pilihan lensa
Click tab Eksploitasi di kanan bawah
Tulis “Shook” di tab penelusuran
Ada pula “lensa trend” dan “lensa trend”.
Awalnya banyak warganet yang mengupload video lucu di Instagram dengan filter muka bersedih. Filter itu membuat muka orang yang direkam kelihatan menangis dengan muka bersedih dan mulut cemberut.
Sebetulnya, muka mereka tidak betul-betul menangis, mereka tidak normal, dan mereka kemungkinan sedang ketawa.
Banyak pemakai berpikiran jika Instagram mempunyai filter untuk muka bersedih dan menangis, karena beberapa pemakai internet mengupload ke narasi dan gulungan.
Tetapi, tidak ada deskripsi nama filter di story dan reel yang diupload ke Instagram. Banyak masyarakat yang mengupload ke Twitter dan TikTok.
Pengawasan di Tekno Liputan6.com mendapati jika filter muka menangis ialah standar Snapchat . Maka bagaimanakah cara memakainya untuk mengupload ke Instagram, TikTok dan Twitter?
Instal Snapchat dan masukan info individu, alamat e-mail, dan nomor handphone Anda untuk membikin account.
Selanjutnya Anda akan masuk ke monitor alat rekaman video atau foto.
Mulai merekam muka Anda atau muka seseorang memakai filter muka bersedih atau menangis yang disebutkan “menangis”
Anda bisa mendapatinya dengan tekan icon Mencari di pojok atas kiri dan cari filter Menangis. Atau cukup pencet icon “Emoji” di samping kanan tombol rekam.
Tentukan Taruh sesudah record video atau ambil photo dengan filter muka menangis.
Selanjutnya pakai filter “Menangis” untuk tekan icon “Galeri” di samping kiri tombol rekam yang berisi video atau foto.
Click icon tiga titik di sudut atas kanan. Selanjutnya tentukan Export atau Kirim Snap.
Tentukan Ambil untuk simpan video dan foto Anda ke galeri handphone pintar Anda.
Bila Anda memiliki, Anda bisa membagi video dan foto Anda ke sosial media lain seperti Instagram, TikTok, Twitter, dan yang lain.
Di lain sisi, dalam trend Metaverse yang sudah jadi misi beragam perusahaan tehnologi, khususnya orang tuanya Facebook Meta, rupanya tidak seluruhnya perusahaan konsentrasi merealisasikan dunia virtual seperti ini.
Sama seperti yang diutarakan CEO Evan Spiegel, satu diantaranya ialah Snap. Menurut dia, mereka sekarang ini konsentrasi pada pengalaman yang dibuat untuk dunia riil, bukan metaverse virtual.
“Argumen kami tidak memakai istilah ini karena benar-benar kabur dan hipotetis,” kata Evan Spiegel ke The Guardian, seperti diambil The Verge, Rabu (4/5/2022).
“Cuma menanyakan ke satu kelompok orang bagaimana mendeskripsikannya, pengertian tiap orang betul-betul berlainan,” lebih suami dari mode Australia Miranda Kerr.
Spiegel menjelaskan ke The Verge, ia mengutarakan jika perusahaan yang mengutarakan taktiknya untuk Metaverse ialah “betul-betul bicara mengenai suatu hal yang tidak ada.”
Menurut Spiegel, ini berlainan dari augmented reality (AR), dia mengeklaim, “250 juta orang turut serta dalam AR tiap hari cuma dalam program Snapchat.”
Tetapi, ada kemiripan di antara Spiegel dan CEO Meta Mark Zuckerberg, ke-2 nya yakin jika satu hari kelak kacamata AR bisa menjadi suatu hal yang besar.
Kacamata AR bisa menjadi kunci stratifikasi komputasi di dunia disekitaran warga, kata Spiegel. Perusahaan tersebut telah mempunyai piranti pada proses pengetesan.
Berlainan dengan misi Zuckerberg yang dipercaya akan konsentrasi pada virtual reality, Spiegel mengutarakan hal kebalikannya.
“Disertasi dasar dan taruhan besar kami berada di dunia riil, dan beberapa orang benar-benar nikmati habiskan waktu bersama,” ucapnya.
Spiegel mengatakan jika komputasi bisa tingkatkannya, membuat lebih membahagiakan, dan berperan pada pengalaman bersama.
“Tetapi bagaimana juga, orang habiskan mayoritas waktu mereka di dunia karenanya ialah lokasi yang benar-benar cantik,” terang Spiegel.
“Tersebut kenapa kami tidak bicara lewat virtual, kami bicara mengenai banyak detil mengenai produk yang kami punyai sekarang ini, jalan keluar yang ada sekarang ini, dan bagaimana orang memakai produk kami.