
Gopay jadi dompet digital opsi pertama warga Indonesia, menurut survey terbaru dari perusahaan penelitian pasar Populix. Program garapan PT Goto Gojek Tokopedia Tbk itu sekalian unggul dari beberapa pemain e-wallet lain, seperti Dana, Ovo, dan LinkAja.
Dalam survey bertema Consumer Preference Towards Banking and e-Wallet Apps, GoPay jadi dompet digital paling populer dengan support 88 % informan. Lantas, Dana terhitung dalam opsi paling atas dompet digital dengan prosentase 83 %. Sesudahnya ada OVO (79 persen), ShopeePay 76 %, dan LinkAja 30 %.
Menurut Managing Director GoPay, Budi Gandasoebrata, penemuan survey ini searah dengan data intern perseroan yang memperlihatkan jika 60 % transaksi bisnis program di Gojek memakai GoPay. Dan, 85 % transaksi bisnis uang electronic di Tokopedia datang dari Gopay.
“Perolehan ini semakin memicu kami untuk selalu tingkatkan service dan pengembangan supaya secara terus-menerus bisa memberi pengalaman terbaik untuk customer dalam berbisnis,” kata Budi dalam info ke media, Selasa (19/7).
Jajak opini Populix ini dilaksanakan lewat cara online pada 1.000 informan berumur 18-55 di beberapa kota besar di Indonesia, salah satunya Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, dan Medan.
Trend pemakaian
Selainnya ungkap reputasi dompet digital, survey Populix memperlihatkan kenaikan trend pembayaran digital, terutamanya uang electronic. Laporan itu mengatakan 24 % informan akui memakai sistem pembayaran itu 2-3 kali dalam seminggu; 17 prosentasenya manfaatkan 4-5 kali dalam seminggu, dan 13 prosentasenya lebih dari 5x.
Pembayaran melalui dompet digital ini tersering dilaksanakan untuk berbelanja di e-commerce (85 persen), transportasi online (71 persen), pembelian pulsa handphone (69 persen), dan hebat up program lain (62 %).
Survey menunjukkan jika sistem pembayaran digital itu mempunyai prospect untuk selalu tumbuh. Masalahnya 56 % informan akui semakin lebih kerap memakai alat pembayaran digital, dan 42 % informan menjelaskan jika frekwensi pemakaiannya akan sama dengan sekarang ini.
Argumen pemakaian dompet digital ialah karena dipandang ringkas (81 persen), terpadu dengan e-commerce (80 persen), gampang dipakai (79 persen), dan cashback (79 %).
“Kami mengharap jika beragam keunggulan pembayaran digital yang mempermudah warga dalam berbisnis akan ikut menolong memutar roda ekonomi nasional. Apa lagi, sekarang ini kita bersama pemerintahan tengah memacu pemercepatan perbaikan perekonomian nasional saat wabah,” tutur Budi.
Data Bank Indonesia memperlihatkan nilai transaksi bisnis uang electronic pada Mei 2022 tumbuh 35,25 % dalam satu tahun jadi Rp32 triliun. Bank sentra menyebutkan transaksi bisnis ekonomi dan keuangan digital berkembang cepat bersamaan kenaikan akseptasi dan opsi warga dalam belanja online, peluasan dan keringanan mekanisme pembayaran digital, dan akselerasi bank digital.